Selamat Membaca

Senin, 22 Oktober 2012

AIR TERJUN KEREN


Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Merefresh otak dengan bertamasya ke tempat yang menakjubkan, tempat yang indah, tempat yang mempesona dan pasti tempat baru yang belum pernah kita kunjungi, tentunya menjadi hal yang sangat kita inginkan.

Merasakan lembutnya belaian angin yang sejuk, menikmati gemercik suara air, melihat pemandangan yang indah, tentunya bisa menjadi salah satu kriteria tempat tujuan kita.

Disini saya akan berbagi tentang beberapa air terjun keren di dunia yang saya ambil dari beberapa sumber dan mungkin bisa dijadikan alternatif tempat tujuan wisata rekan-rekan semua. Selamat menikmati...


1. ANGEL FALLS, VENEZUELA

http://goista.com/wp-content/uploads/2013/11/Angel-Falls-Highest-Fall.jpg
Angel Falls terletak di Venezuela adalah merupakan air terjun tertinggi di dunia dengan tingginya yang mencapai 3.212 feet (sekitar 979 meter). Bandingkan dengan niagara falls yang cuma 170 feet (sekitar 52 meter). Angel Falls ditemukan oleh Jimmy Angel, sorang pilot di Amerika, pada tahun 1937 yang oleh sebab itu air terjun ini dnamakan Angel Falls sesuai dengan nama belakang sang penemu.

Niagara fall yang sangat terkenal hanya mempunyai ketinggian 52 meter dan pesona air terjun dari ketinggian 52 meter sudah sangat dirasakan apalagi air terjun yang jatuh dari Angel Falls yang berketinggian 979 meter ya?


2. AIR TERJUN OUZOUD, AFRIKA UTARA

Salah satu air terjun yang sangat populer di dunia, terletak di desa Grand Atlas, Tanaghmeilt (Provinsi Azilal). Memiliki ketinggian 110 m tinggi, merupakan sebuah pemandangan yang luar biasa, di negara Maroko dan Afrika Utara secara keseluruhan. Air terjun tersebut sangat luar biasa dalam keadaan apapun, terlebih ketika hujan deras turun. Dipadukan dengan keselarasan sebuah desa yang hijau, ladang, anggrek, dan ngarai sungai El Abid. Ketika senja berlalu perlahan, kita dapat melihat sekumpulan kera bermain di balik lembayung.





3. AIR TERJUN GIESSBACH, SWISS


Air terjun yang indah ini tidaklah diklaim sebagai yang terbesar maupun yang tertinggi didunia. Biasanya orang dapat melihat Giessbach Falls pada kartu pos perjalanan Eropa, hal ini untuk mengkombinasikan semua unsur-unsur alami keindahan di Swiss. Giessbach dikenal sebagai danau sejernih kristal dan diselimuti salju putih di puncak-puncak gunungnya yang dikelilingi tanaman hijau. Giessbach terbentuk oleh 14 kaskade yang terhubung ke Danau Brienz.






 
4. STEINSDALSFOSSEN WATERFALL, NORWEGIA
                               
Air terjun Steinsdalsfossen adalah salah satu air terjun Norwegia paling dikenal dan paling banyak difoto. Steinsdalsfossen adalah 50 meter, terletak 2 kilometer sebelah timur Norheimsund, dan termasuk Fosselva sungai.

Steinsdalsfossen air terjun adalah salah satu yang paling dikunjungi atraksi di Norwegia untuk alasan yang baik - memilikijalur balik itu yang memungkinkan pengunjung untuk melihat lebih dekat air terjun. Pada malam hari, air diterangi dengan lampu sorot.

Ini telah menjadi tujuan populer bagi generasi. Selama 25 tahun berturut-turut, hilang hanya dua musim, Kaiser Wilhelm II dari Jerman melakukan perjalanan untuk mengunjungiSteinsdalsfossen setiap musim panas. Dia hanya berhenti dipecahnya Perang Dunia I.

Air terjun yang aktif hampir sepanjang tahun, tetapi yang paling spektakuler ketika salju mencair pada bulan Mei dan Juni. Air terjun ini permanen bersumber oleh Mykla Lake (Myklavatnet),meskipun mungkin membeku di musim dingin. Dan ternyata pada saat malam hari, mereka lampu sorot jatuh.



5. UMPANG THEE LOR SUE WATERFALL

http://www.wikalenda.com/images/business_owner_image/main/MDAwMDAwMDAx_MTE2MTIwOTIwMDk1NjEwMTAwMTAwMTg1.jpgPara Engkau Umpang Lor Sue Waterfall (juga The Sue Lor, Engkau Lor Sue atau Te-hukum-zue) diklaim air terjun terbesar dan tertinggi di Thailand. Ia berdiri 250 meter (820 kaki) tinggi dan hampir 450 meter (1.480 kaki) di Mae Klong River, yang mengalir turun dari Huai Klotho ke Wildlife Sanctuary Umphang di Provinsi Tak di barat laut Thailand.
Namun, air terjun tampaknya telah pernah disurvei, sebagai angka yang diberikan adalah perkiraan. 



6. AIR TERJUN IGUAZU, BRAZIL


Air terjun Iguazu merupakan sebuah kompleks dari 275 jeram  dan air terjun, membentang sepanjangn 2,5 mil (4,6 kilometer) dan memiliki rata-rata ketinggian 269 kaki (sekitar 81 meter). Dikelilingi oleh pepohonan bambu, palem, dan pakis, disertai kicauan burung Beo dan Macaw.  Terletak diperbatasan antara Kota Parana (Brazil) dengan Kota Misione (salah satu provinsi dai Argentina). Air terjun Iguazu terbentuk akibat peristiwa letusan vulkanik yang membuat bumi seperti terbelah



7. NIAGARA WATERFALL

Niagara adalah air terjun besar di sungai Niagara yang berada di garis perbatasan internasional antara negara bagian Amerika Serikat New York dengan provinsi Kanada Ontario. Air terjun ini berjarak sekitar 17 mil (27 km) sebelah utara barat laut dari Buffalo, New York dan 75 mil (120 km) tenggara Toronto, Ontario.

Niagara adalah nama kelompok dari tiga air terjun. Ketiga air terjun tersebut adalah air terjun Horseshoe (kadang-kadang disebut sebagai air terjun Kanada), air terjun Amerika, dan yang lebih kecil yakni air terjun Bridal Veil yang dipisahkan oleh sebuah pulau bernama Luna Island dari air terjun utama.
Meski tidak terlalu tinggi, Niagara merupakan air terjun yang sangat lebar dan terpopuler di dunia. Lebih dari 6 juta kaki kubik (168.000 m3) air per menit dijatuhkan dan ini merupakan air terjun yang paling kuat di Amerika Utara.

Niagara juga terkenal akan pelangi indahnya yang melintang di tengah derasnya air terjun. Keindahan alam yang terdapat di sekeliling Niagara membuat jutaan orang dari setiap belahan dunia mengunjunginya setiap hari. Apalagi kalau bukan untuk melihat air terjun yang paling populer ini. Sehingga, devisa pun banyak mengalir bagi kedua negara ini.





 
Selain bisa merefresh otak kita dengan pemandangan yang disuguhkan sesuai dengan ciri khas dari masing-masing air terjun tersebut, selayaknya kita juga bisa mensyukuri indahnya ciptaan Tuhan. Jika kita bisa menjaga dan melestarikan ciptaan-Nya, maka anak cucu kita juga akan bisa menikmati indahnya air terjun tersebut. Dan tak hanya menikmati lewat cerita.

Terima kasih..... Semoga bermanfaat...


Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sumber informasi :
http://www.smartnewz.info
http://www.uniknya.com
http://www.google.com

salam payah!!! waningalah.blogspot.com

Selasa, 12 Juni 2012

MASIH ADA CAHAYA LILIN DALAM KEGELAPAN


Aku pejamkan mata saat tulisan ini aku buat, satu detik, sepuluh detik, satu menit, dua menit, aku mulai teringat pada salah satu buku yang pernah aku baca, entah apa judulnya. 
 
http://www.andriewongso.com/files/uploads/articles/Cahaya%20Lilin_2013-02-26%2014:55:55_lilin1.jpg


Satu nama ku sebut dalam hatiku, tak hanya satu kali, tiga kali ku sebut namanya, mulai ku rasakan hangatnya dekapan kasih sayangnya, dalam, dalam sekali kasihnya, dia seseorang yang tak bisa ku jelaskan seberapa besar titik-titik cintanya padaku hingga menjadi segumpal awan kasihnya dan seakan sebentar lagi akan menjatuhkan rintik-rintik rasa sayangnya padaku. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, rinai hujan mulai jatuh dari sudut gelap mataku, maaf, maafkan aku. Tak ingin aku akhiri mengingat dia, dia yang selalu ada, menarikku agar ku tak terlalu terbang tinggi, dan mengangkatku disaat aku mulai terjatuh. Siapa dia,? Dan kenapa ku sebut pertama kali dan yang pertama pula terngiang dalam angan-angan nyataku,? Dia lah segalanya bagiku. Ya, dia.

Ku lanjutkan pada nama kedua, tak jauh dari nama pertama. Orang kedua yang mengajarkan padaku bahwa hidup itu tak hanya menjentikkan kedua jari saja, seseorang yang menjadi tameng dalam pertempuran hidupku. Aku mulai menghapus sisa hujan di sudut mataku. “Kamu bisa dapatkan apa yang kamu mau, syaratnya mudah saja, ‘kamu mau dan kamu ingin’.” “Hanya itu saja?” tanyaku heran. “Ya, kamu harus memiliki kemauan, mau untuk berusaha. Tapi jangan lupa, berdo’a, dan lakukan dari sini, dari hatimu.” Dengan senyum optimisnya, dia berikan benih semangat padaku saat itu. Ya, benih semangat. Berharap suatu saat bisa tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan tak mudah tumbang saat aku terjatuh, terluka, dan dalam menghadapi kerikil kehidupan ini. Dia adalah pemberi pondasi kokoh dalam diri ini.

Entah sudah berapa lama aku memejamkan mata. Dan tak henti-hentinya ucapan terima kasih serta maaf terucap dalam hati ini, mungkin hanya itu yang bisa ku ucapkan, layaknya bayi yang sedang belajar bicara. Nama ketiga, ‘musuh’ terbaikku. Musuh? Ya, dia seperti musuh bagiku. Penjegal langkahku, pengikis harapan yang sudah ada, dan penghancur kesabaran. Tapi, kenapa kusebut dia? Kenapa dia jadi orang ketiga yang ku sebut dalam hatiku? Tidak salah! Dia yang mengajariku bahwa hidup adalah sebuah persaingan. Dia yang meyakinkanku bahwa bukan berapa banyak prinsip yang harus aku miliki, tapi berapa banyak prinsip yang sudah aku jalani. Dia adalah seseorang yang menunjukkan padaku bahwa impian tak hanya bisa di capai dengan satu jalan saja. Bangkit dari keterpurukan dan lanjutkan perjalanan dengan jalan lain. Hidup itu harus terus berjalan. “Terkadang kamu memang harus mundur beberapa langkah, bukan untuk menyerah, tapi supaya kamu bisa melakukan lompatan sejauh-jauhnya.” Ya, prinsip lompat jauh. dia memang bisa menyadarkan dengan cara apapun, sekalipun itu cara yang paling keji dan tidak masuk akal.

Aku mulai tersenyum, semakin dalam kurasa hangatnya kasih mereka. Kulihat seberkas cahaya didepanku, satu langkah, dua langkah, aku mulai mendekat, ingin cepat ku raih cahaya itu. “Aku tak sendiri”. Gelap perlahan mulai menjauh. Sekejap langsung semua terlihat terang, senyum dimana-mana, ini hidup? Hidup itu indah? Hidup itu seperti ini? Bibirku mulai tampakkan senyum bahagia. Tapi... Dengan sangat cepat cahaya itu mulai lenyap, keadaan menjadi gelap, gelap, kulihat depan, gelap, kulihat belakang, kanan, kiriku, semua gelap. Kenapa semua bisa berubah begitu cepat? Aku tak mengerti apa yang terjadi.

Masih ku menutup mata, masih ku rasakan gelap, nama selanjutnya muncul dalam benakku. Dia bukan nama, dia bukan satu, dia bukan mereka. Dia yang mengajarkanku bahwa persahabatan itu indah, tapi dia juga mengajarkanku bahwa hidup itu penuh dengan air mata. Dia tak hanya dia. Dia yang menemaniku berjalan, berlari, bahkan merangkak sekalipun, dia yang membuat aku jatuh dan terpuruk, ya dia tak hanya tunjukkan apa itu senyum, tapi dia juga berikan air mata untukku. Dia adalah dia. Dia yang meyakinkanku bahwa persahabatan itu ada, dengan segala cara, dia datang membawa cahaya, berikan nama cahaya itu ‘persahabatan’. Tapi dengan cepat, dia seakan menamparku, sadarkanku bahwa persahabatan itu hanya kisah dalam film happy ending. Dia mengajarkan padaku bahwa suatu kisah itu tak selalu indah, persahabatan hanya sebuah teori.

Dia, ya dia bukan hanya dia. Dia mampu mendaur ulang air mata yang kuberi menjadi sebuah senyum tulus, sangat tulus. Dia layaknya pesulap yang mampu merubah tangis ini menjadi senyum bagiku, merubah tangis sedihnya menjadi haru bagiku. Dia memang dia. Selalu tunjukkan bahwa kasih sayang itu adalah kesabaran. Selalu sediakan air saat api mulai melahap apa yang dia temui. Dia, kenapa harus dia? Dia bukan yang pertama tetapi jadi yang pertama. Dia adalah guru yang mengajarkan bahwa kesabaran, menerima, dan memberi bisa merubah segalanya, dia menggoreskan luka dengan pisaunya. Tapi dia yang membalut luka dengan kasih sayangnya. Dia yang selalu aku perhatikan kisahnya. Dia yang mampu menulis kisahnya sendiri. Dia menghilang dalam gelap, tapi entah mengapa tak ada sesal tersisa. Dia bukan mereka. Dia pantas bahagia.

Hidup bagaikan dua mata pisau. Dia yang mampu berjalan saat kakinya tengah terluka. Dia yang mampu tersenyum kala bibirnya sudah membeku. Ya, dia hanya ada dia. Penutup lubang yang payah. Dia seseorang yang menyakitiku kala aku mulai menyakitinya. Dia tak ada yang lain, dia hanyalah dia. Aku tersenyum kala dia berikan warna tanpa ingin aku mengetahuinya, tapi aku tau. Dia memang payah. Dia tak pernah mau datang, dan tak pernah mau pergi. Dia yang mengatakan berdampingan walaupun sebenarnya tak sejalan. Dia memang luar biasa, dia memang satu-satunya. Dia pantas bahagia. Dia mampu berjalan meskipun harusnya dia merangkak terlebih dulu. Tapi dia memang hebat, berkorban demi kebahagiaannya. Dia adalah dia. Dia satu-satunya.

Dia tertawa, dan mengajakku tertawa. Dia bukan hanya dia. Dia bukan sebuah nama. Dia menginjak-injakku seakan tak ada makna. Tapi dia merangkak bersamaku disaat air mata menjadi sangat berharga. Semua menunggu waktu saja. Dia membuka lagi kamus dengan kata ‘sahabat’. Dia menuliskan arti disampingnya. Dia bukanlah satu-satunya. Dia bagaikan grafik cosinus yang pernah ku pelajari. Dia mengajakku turun, tapi dia juga membawaku naik. Dia membawa kata yang sama, membawa tujuan yang sama, tapi dia memberi warna yang berbeda. Dia bukan hanya dia. Dia pergi disaat tawa mulai tertera, disaat air mata mulai tiada. Dia memang istimewa.

Aku tak tau berada ditempat yang sejuk padahal tak ada pohon, belukar, bangunan atau apapun yang mampu menyembunyikan mentari dan menyerap panasnya. Aku masih bertanya-tanya kenapa aku bisa berada ditempat dimana aku merasa panas saat pohon-pohon mulai tumbuh subur. Hanya dia yang bisa. Dia memang dia. Dia bukan sebuah nama. Dia sangat dekat padahal aku tak mengenal dia sebelumnya. Dia tak seperti mereka. Dia adalah kita. Dia yang menjelaskan semua hal dari sisi lainnya. Dia mengajarkan kesedihan. Dia mengajarkan kebahagiaan. Dia mengajakku tertawa, dia buatku marah, dia buatku menangis yang aku bisa menghitung sudah berapa kali aku menangis karena dia. Dia tak berikan apa-apa disaat aku memberi apa yang dia minta. Dia yang mengajarkan bahwa kebersamaan itu tentang rasa. Dia mengajarkan keikhlasan. Dia mengajarkan pertemuan, perpisahan, rasa hormat, menghargai. Dia ajarkan apa yang dia ingin ajarkan. Dia berikan tapi dia tak memberikan apa-apa. Dia selalu ada disaat aku sedang terjatuh. Awalnya dia memang hanya sampah. Tapi akhirnya, dia adalah segalanya. Dia memang istimewa. Dia tak hanya sebuah paragraf tak bermakna. Dia hanyalah satu kata. Tapi dia adalah segalanya.

Tak pernah kusangka dia akan terucap. Nama selanjutnya hadir layaknya embun, dia menyadarkan disaat mata setengah terpejam. Dia, siapa dia? Aku tak pernah tau kapan dia mengetuk pintu. Dia tak begitu istimewa. Tak pernah tau apa yang akan kutulis untuknya. Sekejap saja aku mengenal, dan dia mulai menghilang saat aku mulai berkedip. Kisah yang sesaat tapi sudah cukup untuk melukis pelangi yang indah. Dia berubah dan semua menjadi lebih baik. Dia tertawa dan menjadikan dunia lebih ceria. Dia adalah sebuah alasan. Dia adalah hari ini, tapi mungkin dia bukanlah sebuah harapan. Dia terkunci saat aku mulai keluar sebentar. Dia dinginkan api dengan api. Menyumbat banjir dengan air. Dia aneh. Dan aku suka. Tak akan cukup ceritakan kisah dalam sebuah coretan kecil. Dia adalah sebuah alur yang manis. Air mata menetes saat dia mulai menghilang. Dia bukan sebuah awal, tapi dia menjadi yang pertama. Kuharap grafik sinus akan temani kisah manis kita. Semua sirna, tapi inilah dunia. Tersenyumlah! Jangan sedih! Pesanmu tiap waktu tak akan pernah hilang, terbiangkai indah dalam angan. Dia tak istimewa, tapi dia selalu ada.

Perlahan kubuka mataku, tak kuat rasanya, seperti ada lem yang menempel di kelopak mata kecil ini. Ku usap perlahan, dan aku mulai tersenyum.  Aku tak sendiri. cahaya itu ada. Mereka selalu ada. Mungkin tak terlihat disaat tawa tertera, disaat lampu menyala, atau disaat perut mulai kenyang. Tapi mereka adalah lilin disaat lampu-lampu mulai padam. Mereka adalah air setetes saat hidup terasa sangat panas. Ini bukan tulisan seorang yang mahir berdansa dengan pena. Ini hanyalah goresan kecil alarm pengingat bahwa mereka selalu ada. Ya, mereka selalu ada untukku.

Mereka? Sebanyak itukah? Bukannya yang kutulis hanya nama pertama, nama kedua, ketiga, lalu dengan kata ganti dia? Dia tak hanya satu, dia adalah nama-nama penemu tawa dalam wajahku. 

Mungkin akan menjadi rumit. Ya, memang ada sebuah unsur kesengajaan. Kenapa? Karena dia memang yang paling istimewa.

Mereka tak ternilai. Mereka berjumlah angka terbesar dalam kamus matematika.
Bahagia itu sederhana. Karena mereka selalu ada. Tapi, suatu saat aku pasti akan menangis karena mereka.

Jangan pernah merasa sendiri. semua ada porsinya masing-masing. Kesendirian akan mengajarkan kita cara bersyukur.

Jangan pernah merasa kesepian. Kesepian adalah sebuah intermezo dari keceriaan kita. Dan suatu saat pasti keadaan akan menuntun kita dalam sebuah kesepian.

Nikmati yang ada, jangan menutup hati, jangan menutup mata. Rasakan kasih sayang orang-orang terdekat. Mereka yang selalu ada. Mereka akan menjadi pelangi setelah hujan turun.

Peluklah mereka. Bisikkan maaf. Ucapkan terimakasih sebelum terlambat. Semua ada jalannya masing-masing.

Kuakhiri membuka lembaran-lembaran buku ini. Kukembalikan buku ini dalam sebuah tempat yang terkunci rapat. Kuserahkan pada Tuhan, agar hubungan ini tetap terjalin indah.


jhorendra.



Salam Payah !!!
waningalah.blogspot.com

Sabtu, 19 Mei 2012

GORESAN TANPA AWAL



     Tak tau apa yang akan ku tulis. Deretan huruf tak beraturan didepanku, satu detik, satu menit, apa yang akan ku tulis. Tak tau! Aku bukan petarung pena. Aku bukan penari kata. Siapa aku? Aku pun tak tau! Berapa lama lagi ku mampu pandangi layar kosong tanpa goresan? Satu huruf, satu kata, satu kalimat. Tapi dengan segera layar itu kembali kosong. Dimana kalimat tadi? Entahlah!

Sempat ku diam.

     Konsentrasiku buyar. Kalimat yang tersusun seakan tak mampu ku transfer dalam goresan-goresan tinta hitam. Sempat ku ingin menyerah, berhenti, mungkin ini bukan bidangku. Aku mulai diam lagi. Kali ini tak kupandangi layar putih kosong.

     Ya. Ini hidup. Ini hidupku. Awalnya memang kosong. Indah atau tidak hasilnya nanti tergantung apa yang akan ku tulis, apa yang akan ku gambar. Awalnya mungkin memang aku ingin menulis ini, menulis itu, menulis apa yang sudah ada dalam benakku, ingin segera ku transfer dalam layar itu. Tapi, ternyata bukan semua itu yang tergores dalam layar kosong itu. Ini hidup, ya kehidupan memang harusnya begini. Kenyataan tak seperti apa yang di inginkan.

     Tak tau mulai dari mana, tak tau akan bagaimana. Pena menari-nari berdansa dengan jari-jariku, begitu kompaknya. Mereka tinggalkan kesan-kesan yang entah apa intinya. Tak tau! Kuperhatikan lagi mereka, tetap berdansa dengan mesranya, semakin banyak yang dia goreskan. Aku tersenyum. Tapi tetap tak tau apa artinya ini. Yang ada hanyalah beberapa kata baris membentuk sebuah kisah tak tentu.

Aku mulai diam.

Kenapa semua memandangiku seperti ini? Mereka seakan berkata “Kau bodoh!”

     Kulihat lagi. Kanan. Kiri. Depan. Belakang. Siapa? Hanya hembus angin menjawab dengan sangat sopan. Ternyata aku sendiri. Mulai ku berbalik lagi, layar tak lagi putih. Apa yang aku tulis? Apa ini? Siapa? Tak tau! Selalu saja begini, pertanyaan yang berujung pada jawaban hampa. Aku bertanya, dan aku pula yang menjawab.

     30 menit berlalu dan aku masih tak tau apa yang terjadi. Semua mulai hilang. Suara tak lagi terdengar. Aku berteriak, tapi kenapa aku tak mendengar? Aku bergerak, tapi kenapa aku diam? Mataku mulai terbuka, masih terpejam. Kenapa semua menjadi hampa seperti ini? Goresan warna yang susah payah aku buat hilang tanpa arah. Semudah itu kah? Diam.

     Mulai ku ayunkan jemari kecil ini, berdansa dengan pena yang tak tau entah apa yang terjadi. Aku mulai bosan dengan keadaan yang seperti ini. Aku selalu memulai tapi belum sampai kulihat hasilnya semua menjadi hilang kembali. Apa aku juga yang mengakhiri ini?

     Goresan tanpa awal. Segala sesuatu memang harus ada awalnya, tapi kenapa ini tidak? Ya, kenyataan baru mulai kudapatkan. Tak semua hal ada awal dan akan ada akhirnya. Semua menjadi rancu saat kau pikir setiap yang berakhir itu selalu ada awalnya. Tak tentu! Kenapa? Aku tak tau!

     Goresan tanpa awal. Jika tanpa awal kenapa kau bisa mencoba untuk mengeja apa yang tergores? ini hidup kawan. Tak semua jalan selalu kau inginkan. Semua berjalan se natural mungkin. Darimana asal air sungai itu? Kenapa bisa mengalir? Dimana sumbernya? Kenapa bisa menjadi sumber dari aliran sungai? Mengapa itu bisa terjadi? Stop! Tak akan selesai. Ini hidup kawan, kau tak bisa protes apa yang sudah digariskan. Sudahlah, ini adalah jalan untuk dilewati sebaik mungkin, jangan terlalu memikirkan hal yang tak akan merubah apapun. Waktu tak akan menunggumu. Kau teruskan langkahmu, atau kau akan kehilangan semuanya.

Kembali. Aku mulai diam lagi. Layar di depanku kini sudah putih kembali. Kemana? Entahlah.

     Suasana hening seketika. Sebuah suara membuyarkan lamunanku. Aku mendengar suara-suara tawa kecil didepanku. Aku pun mendengar teriakan dibelakangku. Bisikan hangat terdengar jelas di sampingku. Kucoba mendengar lebih tajam, semua menjadi lebih samar terdengar. “Suara angin” pikirku.

     Kuteruskan lagi menari bersama ditempat yang sudah beberapa menit aku tempati. Kulihat lagi lembaran putih didepanku, hanya satu kata, “KAMU”. Ah, pikiranku kembali membuka lemari-lemari yang sudah usang, entah berapa lama aku tak membukanya. Buku-buku yang sudah menua kubuka perlahan. Satu buku, dua, tiga, dan ah, sungguh banyak memori ini tersimpan dalam memori yang terkunci dengan debu. Sudah tertata rapi, tapi kenapa kini aku juga yang membukanya lagi? Bodoh!

    Ragaku tersedot dalam memori yang lebih dalam. Entah dimana aku sekarang, tapi yang terasa hanya gelap. Kulihat seorang lelaki, wajahnya pucat, entah kenapa. Ku perhatikan lagi. Oh, dia sedang menata buku-buku yang akupun tak tau apa isinya. Satu buku. Oh, ternyata tidak! Dua. Enam! Ah entahlah, tak tau berapa. Susah payah dia masukkan buku itu dalam sebuah lemari kecil. Keluar satu, masukkan lagi buku yang lain. Keluarkan lagi. Dimasukkan lagi buku yang lain. Tak hanya sekali dia mengulangi kegiatan bodohnya itu. Siapa dia? Apa yang dia lakukan? Entahlah!

     Ku perhatikan lagi dia. Dia mulai diam. Aku diam. Suasana hening dan gelap seperti ini sudah biasa bagiku. Tapi, pertanyaan masih saja memberontak dalam benakku. Siapa dia? Kenapa cuma buat menata buku-buku itu, dia mau bersusah payah seperti itu? Tinggal dimasukkan bukunya. Selesai! Kenapa dikeluarkan lagi? Aku diam. Semua seakan menjadi terang dalam sekedip mata. Aku? Mungkinkah diriku? Dimana aku sekarang? Lagi. Tak ada yang menjawab. Entahlah!

Semua menjadi gelap. Hilang entah dimana.

     Goresan tanpa awal. Tak tau kenapa semua bisa terjadi. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku, tapi semua terjawab dalam satu kata. “Entahlah!”

     Teori-teori dalam hidup sudah biasa. Omong kosong menjadi hal yang wajar. ‘Hidup berawal dari mimpi’. Ya benar. Tapi, ada statement ‘Kadang hidup memang tak seperti apa yang diinginkan’ , tak bisa disanggah juga statement seperti itu. Kenyataan emang tak selalu seperti teori hidup. Ini sebuah realita, kadang berfikirlah seperti seorang anak jalanan, ‘hidup adalah untuk hari ini saja’. Tapi, entahlah. Masing-masing individu punya prinsip dan teorinya sendiri. Semua orang berhak merasa benar, berhak ngrasa bahagia, berhak menjadi makhluk yang bebas. Semua ada porsinya masing-masing. Entahlah!
     Goresan tanpa awal. Ini memang goresan tanpa awal. Tak tau kapan aku memulai semua omong kosong ini, tapi kenapa juga aku tak bisa tutup semua tinta yang sudah menetes. Lagi, aku mulai diam. Awalnya aku memang ragu bisa nggak sih aku bermain sulap, merubah layar putih ini menjadi berpadu dengan goresan hitam? Entahlah!

     Tapi sekarang, ternyata semua itu nggak sia-sia. Layar tak lagi kosong, huruf-huruf berbaris dengan rapi, tak ada lagi gladi kotor, tak ada lagi gladi bersih. Semua berbaris begitu saja. Indah.

     Ternyata, goresan ini seakan berbisik padaku, jika kita mau kita pasti mampu. Tak ada akhir jika tak ada awal, tak ada awal jika memang tak dimulai. Semua sudah bergandengan sesuai sistem kehidupan yang ada. Yang penting berusaha, kita pasti bisa. Yang penting kita bisa mencoba, kita akan tau hasilnya. Hasil memang penting. Tapi bukankah proses juga tak bisa dianak tirikan?

     Jangan tanyakan apa yang sudah, tapi jalani apa yang ada. Jangan terlalu berharap nanti, nanti dan nanti. Tapi, lihatlah dulu apa yang didepanmu. Naik ke tingkat kehidupan selanjutnya tak bisa instan. Naik dulu tangga satu per satu. Itu akan lebih ringan dari pada kita terlalu memikirkan bagaimana sampai langsung ke atas. Semua ada proses, semua ada awal dan semua pasti akan berakhir.

     Goresan tanpa awal. Tak tau lagi apa yang akan terjadi. Omong kosong ini tak ada arti. Terbingkai begitu saja, dan akan hancur seketika. Jangan terlalu berharap, tapi jangan pula berhenti berharap. Semua ada sistemnya, semua ada jalannya masing-masing.

Goresan tanpa awal ini tak sengaja aku buat. Untukmu yang melihat sisi lain dari warna hitam. Goresan ini aku akhiri tanpa aku awali.




jhorendra.


Salam payah!!! waningalah.blogspot.com

Terima kasih sudah berkunjung

 

padepokan abu-abu Copyright © 2015 -- Powered by jhorendra