Selamat Membaca

Rabu, 21 Desember 2011

ILMU DAN KEJUJURAN

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

Apa yang pertama kali muncul di benak kita setelah membaca hadist di atas? Ya, sekolah. Sudah diwajibkan bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu. Walaupun menuntut ilmu bukan berarti harus bersekolah, misalnya dengan menghadiri pengajian, membaca buku, “berselancar” di dunia maya, dan sebagainya, tapi di dunia modern seperti sekarang ini akan menjadi percuma bila kita tak bersekolah dan “mendapatkan ijazah”.


Ya, seakan telah melupakan tujuan utama dari bersekolah (read : menuntut ilmu), kini para siswa modern yang bersekolah di jaman “pasca modern” ini seakan-akan telah di cuci otaknya. Bersekolah tidak lagi sebagai ajang untuk menuntut ilmu, sebagian dari mereka mempunyai jalan pikiran yang sudah dibilang wajar untuk masa-masa sekarang ini, salah satunya adalah hanya untuk “mencari ijazah”. Miris? Ya, sangat miris. Tapi inilah yang telah terjadi dan sudah menjadi hal yang biasa di sebagian kalangan para pelajar modern.

Masih adakah pelajar yang menanamkan niat yang benar di jalan yang lurus? Masih! Masih banyak. Mereka yang mampu menanamkan hadist ini dalam hati mereka, Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami). Bukan sepenuhnya para “pelajar” tersebut yang salah, lingkungan, teman seperjuangan, keluarga, dan motivasi diri. Ya, itu beberapa faktor yang perlu diperhatikan jika ingin pelajar Indonesia menjadi lebih baik.

Oke, tulisan ini bukanlah tulisan dari seorang yang ahli, penulis dari tulisan ini bisa dibilang seorang yang newbie di dunia tulis-menulis. Di awali dengan hal yang bisa dibilang tanpa kesengajaan untuk menulis dengan tema ini, penulis mencoba menyusun kata yang diketahuinya. Berawal dari kalimat “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, hal yang pertama yang terngiang di pikiran penulis adalah tujuam menuntut ilmu, dan kejujuran dalam menuntut ilmu.

Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)


Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi)


Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)


Tiga hadist di atas mengingatkan kepada saya dengan seorang sahabat saya yang mungkin termasuk dalam salah satu “orang aneh” yang ada di sekolah, bukan aneh dalam arti umum, tapi dia salah satu pelopor kejujuran dalam belajar. Hanya pelopor kejujuran? Hei, itu lebih dari cukup, melihat apa yang terjadi di dunia pendidikan untuk saat ini. Kejujuran seolah-olah menjadi sesuatu yang langka dalam kehidupan modern untuk saat ini. Tak bisa di pungkiri lagi, tidak mudah untuk melakukan hal yang jujur dalam dunia pendidikan. Tapi dia, dialah salah seorang sahabat saya yang bisa “melewati ujian” dengan sangat memuaskan, dan amat sangat bisa di banggakan.

Bukankah hal tersebut adalah suatu prestasi yang membanggakan? Trus, kenapa kita tidak mencontoh sahabat-sahabat kita yang “aneh” itu? Kata salah seorang sahabat saya, “Semua hasil yang saya dapatkan ini sangat memuaskan, bukan bagus atau tidaknya, tapi karena saya mengerjakan semua ini sendiri, jeripayahku, kejujuranku.”

Dan, akan lebih baik lagi apabila ilmu yang sudah kita dapatkan bisa kita bagi kepada sahabat-sahabat kita yang belum mengerti. Hadist-hadist diatas sudah cukup jelas untuk dijadikan pedoman kita dalam menuntut ilmu. Dan jangan lupa, kejujuran dalam menuntut ilmu juga sangat penting. Jika kita mau, kita pasti bisa.

“Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR al-Bukhari dan Muslim, teks hadis mengikuti versi Muslim)

Dengan memulai kejujuran dari dalam diri kita sendiri, kita pasti akan bisa merubah “tradisi” yang sudah melekat di dunia pendidikan kita. Kejujuran adalah kunci dari semuanya. Sekedar mengingatkan lagi pada hadist dibawah ini,

“Sesungguhnya berita yang akan disampaikan oleh bumi ialah bumi menjadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, sama ada lelaki ataupun perempuan terhadap apa yang mereka lakukan di atasnya. Bumi akan berkata: Dia telah melakukan itu dan ini pada hari itu dan ini. Itulah berita yang akan diberitahu oleh bumi.” (Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Kita adalah generasi penerus bangsa kawan. Kita yang akan memegang Indonesia di masa mendatang. Marilah perlahan-lahan kita kurangi “tradisi” yang sudah melekat pada diri kita sendiri, kita susun karakter bangsa kita. Perlahan-lahan kita bisa menghapus KKN di Indonesia dengan menanamkan karakter JUJUR, MULAI SAAT INI.
Lift your chin, puffed chest, saying “I can”. We certainly can if we want and we try. FOR INDONESIA, FOR OUR FUTURE!!


Special thanks to my best friends who has inspired me
By : Rendra Muhammad

sumber : zonainovasi.com

SALAM PAYAH !!! waningalah.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung

 

padepokan abu-abu Copyright © 2015 -- Powered by jhorendra