Sehat merupakan suatu syarat kewibawaan bagi umat. Suatu umat yang kokoh akan mudah melaksanakan tugas-tugasnya, misinya, dan dalam mengemban amanah, sekaligus akan menjadi pemenang dalam melawan nafsu angkara. Inilah dimensi sehat dalam Islam, bukan semata memberi panduan bagaimana secara fisik dan jasmani orang harus mengupayakan kesehatannya, melainkan juga apa yang dianjurkan dalam praktek-prektek praktis pemeliharaan kesehatannya memiliki efek ruhaniah.
Dari kacamata ibadah, orang yang sehat dan kuat lebih dicintai Allah SWT dari pada orang yang lemah dan sering sakit-sakitan. Tengok saja hadist : Al mu’min alqowiyu khairun wa ahabbu ilallahi minal mu’min adh dho’if... (Mu’min yang sehat dan kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah...HR. Al-Bukhari).
Dari kacamata ibadah, orang yang sehat dan kuat lebih dicintai Allah SWT dari pada orang yang lemah dan sering sakit-sakitan. Tengok saja hadist : Al mu’min alqowiyu khairun wa ahabbu ilallahi minal mu’min adh dho’if... (Mu’min yang sehat dan kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah...HR. Al-Bukhari).
Selain menjaga tubuh agar tetap sehat dengan makan bergizi dan teratur, olahraga dan menghindari zat perusak tubuh, tidur yang berkualitas juga sangat penting. Tidur merupakan karunia yang tiada ternilai harganya karena menyangkut kelangsungan hidup manusia. Dengan tidur berarti mengatur kerja tubuh terutama otak sebagai pusat pengendali aktivitas manusia. Inilah rahasia kenapa Allah SWT menciptakan tidur bagi kita.
“ Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (Al-Furqan : 47)
TIDUR BERKUALITAS
Dalam hal tidur kita mengenal kualitas dan kuantitas. Kualitas tidur jauh lebih penting dari kuantitas. Bisa jadi seseorang tidur 8-10 jam sehari namun tubuh masih merasa lelah, pikiran juga terasa masih berat. Kualitas tidur adalah hal yang sangat subyektif yang dirasakan oleh seseorang. Kualitas tidur yang baik adalah tidur yang nyenyak dan nyaman kemudian bangun pagi dengan segar dan dapat menikmati hari yang cerah, secerah matahari bersinar. Untuk itu memahami cara-cara tidur yang benar adalah hal yang perlu sekali. Dan Rasulullah SAW yang diangkat oleh Allah SWT sebagai uswah dan qudwah bagi segala urusan, termasuk tidur?!
Ada beberapa hal yang penting dilakukan sebagai persiapan agar tercapai tidur yang berkualitas :
Ada beberapa hal yang penting dilakukan sebagai persiapan agar tercapai tidur yang berkualitas :
1. 1. Persiapan Suasana Lingkungan
Tidur sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan luar, misalnya : tempat tidur, keadaan cuaca yang panas atau dingin. Faktor mekanispun dapat mengganggu tidur, misalnya suara yang ribut, cahaya yang menyilaukan dan lain sebagainya. Rasulullah SAW bahkan melarang untuk tidur langsung dibawah terik matahari, karena : menyebabkan kepanasan dan melemahkan kondisi tubuh, menimbulkan perubahan mendadak pada tubuh, dan dapat mengakibatkan shock hipertermia.
Oleh karena itu bukan pula hal yang tabu bagi kita untuk memperindah dan mempernyaman ruang tidur agar memperoleh kualitas tidur yang baik. Jangan sampai pula suasana kamar tidur membosankan bagi kita. Kalau perlu lakukan perubahan tata letak perabot. Mengingat ¼ sampai 1/3 waktu kita dalam sehari (6-8 jam) kita habiskan disana, hal ini jadi cukup penting. Tentu saja dalam melakukan ini kita tidak boleh berlebih-lebihan. Dengan cara yang sederhanapun dapat tercipta suasana kamar tidur yang luar biasa, layaknya kamar pengantin!
Oleh karena itu bukan pula hal yang tabu bagi kita untuk memperindah dan mempernyaman ruang tidur agar memperoleh kualitas tidur yang baik. Jangan sampai pula suasana kamar tidur membosankan bagi kita. Kalau perlu lakukan perubahan tata letak perabot. Mengingat ¼ sampai 1/3 waktu kita dalam sehari (6-8 jam) kita habiskan disana, hal ini jadi cukup penting. Tentu saja dalam melakukan ini kita tidak boleh berlebih-lebihan. Dengan cara yang sederhanapun dapat tercipta suasana kamar tidur yang luar biasa, layaknya kamar pengantin!
2. 2. Tahap Penurunan Tegangan
Dalam keseharian, aktivitas tubuh begitu tinggi. Sementara tidur bisa dikatakan nol aktivitas. Oleh karena itu untuk menuju aktivitas nol (tidur), tidak boleh dilakukan secara mendadak, meski sangat mengantuk sekalipun. Kalau dilakukan mendadak tak ubahnya seperti kita mengendarai mobil dengan kencang lalu tiba-tiba mengerem mendadak untuk menghentikan laju mobil. Apa yang akan terjadi? Tubuh kita akan terlempar kedepan (Hukum Newton I Kelembaman). Begitu pula dalam tidur. Ketika tanpa penurunan tension (tegangan) seseorang langsung tidur, maka pikirannya akan melayang dan terus berjalan. Biar kelihatan pulas, namun sering ketika bangun tubuh dan pikiran masih terasa lelah.
Rasulullah SAW mencontohkan proses penurunan tegangan ini dengan berbagai cara : misalnya bersiwak dan berwudhu. Dengan besiwak dan berwudhu tubuh akan terasa sejuk, metabolisme tubuh dan keteganganpun menurun karena didinginkan dengan air. Lebih jauh dari itu air wudhu dapat menyingkirkan gangguan-gangguan syetan yang membuat pikiran tidak tenang. Oleh karena itu jangan menganggap remeh siwak dan wudhu sebelum tidur. Dari shirah Rasulullah SAW di perang Badar kita juga dapat melihat peran air (hujan rintik-rintik) yang memberi kenyamanan dan menghilangkan gangguan syetan sebelum kemudian kaum muslimin tertidur (sebentar) sehingga ketika terbangun, mereka merasa segar dan lebih kuat.
Rasulullah SAW mencontohkan proses penurunan tegangan ini dengan berbagai cara : misalnya bersiwak dan berwudhu. Dengan besiwak dan berwudhu tubuh akan terasa sejuk, metabolisme tubuh dan keteganganpun menurun karena didinginkan dengan air. Lebih jauh dari itu air wudhu dapat menyingkirkan gangguan-gangguan syetan yang membuat pikiran tidak tenang. Oleh karena itu jangan menganggap remeh siwak dan wudhu sebelum tidur. Dari shirah Rasulullah SAW di perang Badar kita juga dapat melihat peran air (hujan rintik-rintik) yang memberi kenyamanan dan menghilangkan gangguan syetan sebelum kemudian kaum muslimin tertidur (sebentar) sehingga ketika terbangun, mereka merasa segar dan lebih kuat.
Artinya : “(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)” (Al-Anfaal : 11)
*Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan pendirian.
3. 3. Tahap Pengkondisian Diri
Mengkondisikan diri untuk tidur adalah persiapan yang tidak kalah penting. Tahap ini tujuannya adalah untuk memberi kesadaran bagi alam pikiran kita dan mempersiapkan diri untuk mengalaminya. Tanpa tahap pengkondisian ini alam pikiran kita masih akan terbawa pada peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan sebelum kita tidur. Ini yang sering menjadikan mengigau, tidur gelisah, sering terbangun, dll. Boleh dikata, dengan pengkondisian ini akan menjadikan tidur seseorang khusyuk. Sebagaimana kalau kita mau sholat dengan khusyuk, maka perlu pengkondisian terlebih dahulu. Rasulullah SAW mencontohkan beberapa hal pengkondisian, diantaranya : Beliau membersihkan tempat tidur terlebih dahulu, kemudian mengatur alas dan bantal yang tidak terlalu tinggi, tidur miring kesebelah kanan (tidak tengkurap karena membuat kerja jantung berat dan menjadikan dada sesak) sambil meletakkan tangan dibawah pipi, kemudian memejamkan mata. Beliau juga mengatur jarak antara makan malam dengan tidur, sehingga tidak tidur dalam keadaan kekenyangan karena akan memberatkan fungsi pencernaan.
4. 4. Tahap Kepasrahan
Tahap kepasrahan adalah hal yang penting. Kepasrahan berarti penyerahan total diri kita kepada Allah ketika kita tidur. Kepasrahan juga berarti mengikhlaskan segala kejadian yang terjadi seharian sebelum kita tidur, memohon ampun atas segala dosa, mengharap diterimanya amal, dan memaafkan semua kesalahan orang lain pada kita. Dengan cara ini jiwa kita akan tenang, tentram dan damai. Segala yang berlalu biarlah berlalu dan yang akan kita hadapi ketika tidur sampai bangun tidur nanti kita serahkan urusannya pada Allah SWT.
Rasulullah SAW mencontohkan pada kita dengan melakukan do’a. Tak ada langkah kepasrahan yang lebih baik dari berdo’a kepada Allah SWT Dzat Yang Maha Kuasa. Diantaranya do’a yang diajarkan :
Allahuma Aslamtu nafsi ilaika, wawajjahtu wajhi ilaika, wafawwadhtuamri ilaika, walja’tu dhahri ilaika, rahbatan warahbatan ilaika, laa maljaa wa laa manjaa minka illa ilaika, aamantu bikitabika alladzi anzalta, wabinabiyyika alladzi arsalta.
Artinya : “Wahai Allah, menyerahkan diri kepadaMu, menghadapkan wajah kepadaMu, menyerahkan segara urusan kepadaMu, dan saya sandarkan punggungku padaMu dengan penuh harapan dan rasa takut padaMu, tak ada tempat perlindungan atau keselamatan dari siksaanMu kecuali hanya kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Kau turunkan dan Nabi yang Kau utus.” (HR. Bukhari Muslim)
Bismika Allahumma ahya wa amuut.
Artinya : “Dengan namaMu Ya Allah saya hidup dan mati.” (HR. Bukhari)
Beliau juga mengajarkan do’a perlindungan agar tidur kita yang khusyuk tidak terganggu syetan : Beliau meniup pada kedua tanggannya kemudian membaca surat Al-Falaq dan surat An-Naas serta mengusap kedua tanggannya ke seluruh badan. (HR. Bukhari Muslim)
Perbuatan seorang mu’min seperti ini jauh lebih indah daripada digunakannya obat-obat penenang untuk mencapai kedamaian jiwa yang malah menyesatkan.
Dengan mengucapkan do’a seperti tadi, hati akan menemukan ketenangan dan keteduhan serta terjauhkan dari kegelisahan serta bayangan tidak menentu.
Bila ditinjau dari segi kesehatan yang menilai bahwa tidur yang paling baik adalah tidur yang dapat menghilangkan rasa sakit dan memulihkan kesehatan. Maka tidur menurut ajaran Nabi SAW telah memenuhi syarat. Tidur hanya menuju pada kesehatan jasmani namun juga kesehatan ruhani. Apa yang kita cari, telah dicontohkan dalam kehidupan Nabi SAW.
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21).”
Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber : Buletin Gema Hidayah
Disususn oleh : Dr. Yudi B. Prabowo
Salam payah !!! http://waningalah.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar