Selamat Membaca

Minggu, 01 Maret 2015

Di Ujung Dermaga

Langkahku memasuki dermaga yang sampai sekarang tak pernah terpikir dalam benakku aku bisa sampai disini. Bukan, ini bukan dermaga di kota pelabuhan di Britania Raya, Liverpool. Aku tidak akan bercerita tentang klub sepak bola kesayanganku itu.

Photo by jhorendra

Senja yang berbeda...
Tapi meskipun dengan zona waktu yang sedikit lebih cepat dan tempat yang asing, jingganya masih sama, mempesona! Gradasi warna jingga yang berpadu dengan begitu eloknya. Kapal-kapal bersandar di pinggir dermaga memancarkan siluet yang luar biasa. Terkadang burung-burung terbang lewat begitu saja dengan nyanyian merdunya.
Desiran ombak mengingatkanku bahwa Indonesia memang luas. Jujur, kau tak akan mengenal Indonesia sebelum kau keluar dari "kamar"mu yang nyaman. Kau tak akan tau indahnya Indonesia sebelum kau melihat senja ditempat yang berbeda. Kau pun tak akan pernah tau uniknya Indonesia sebelum kau mengenal orang-orang dari berbagai suku di Indonesia.
Indonesia memang luar biasa bukan?
Bagaimana tidak luar biasa, setiap pembukaan pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil saja yang mendaftar sampai jutaan orang dengan peluang diterima sangat kecil sekali.
Ah, aku tak akan berbincang tentang penerimaan CPNS di Indonesia. Aku pun tak akan berbicara lebih jauh soal melindungi Indonesia yang luas dan indah ini. Terlalu berat!
Hanya saja, kebetulan aku sedang berada di dermaga, duduk, memandangi laut, menikmati senja dan tersadar bahwa aku sudah tak ada di kota yang istimewa itu lagi.

-----

"Inilah kami. Kami satu tempat pendidikan, tapi kami dipisahkan satu sama lain ke seluruh NKRI. Kami ada dari Sabang sampau Merauke. Tugas yang mulia untuk berperan mengisi kas negara. Bukan semata mencari uang, menjaga tapal batas pun ada di pundak kami. Kami bangga!" - Adib Yahya S. (dengan sedikit perubahan)

Yaah, sejak pendidikan memang sudah diberi doktrin bahwa negara Indonesia itu indah kok. Kita bisa keliling Indonesia gratis kok. Kita bisa mengenal daerah yang sebelumnya belum pernah kita tau.
Bahkan sebelum mulai pendidikan pun sudah ditanya kesiapan ditempatkan di seluruh Indonesia.
Siap? Ah, itu seakan bukan lagi pertanyaan kesiapan. Ya memang harus siap!

-----

Photo by jhorendra
Tarakan, Kalimantan Utara.
Pernah tau daerah itu?
Jika bukan karena tugas, aku pun tak tau. Terbayang pun tidak.

Menjadi abdi negara. Menjadi abdi masyarakat. Yah, begitulah cara mereka menguatkan diri.
Bukannya kita masuk ke lingkungan ini memang sudah memiliki kewajiban menjadi abdi negara, abdi masyarakat? Bukannya itu tugas mulia? Iya, benar.
Tapi, seorang pemuda yang belum genap 20 tahun, kurasa telalu berat jika ngomonhgin soal abdi negara. Memakai seragam kantor saja belum, mau ngomong soal pengabdian. Mengenal instansi saja baru, mau ngomong soal pengabdian.
Seorang abdi tak akan menangis jika mendapat tugas di perbatasan kan?
Seorang abdi tak akan melompat-lompat kegirangan ketika bertugas di kota tetangga kan?
Seorang abdi tak akan mengeluh ditugaskan ditempat yang tidak diinginkan meskipun itu masih satu pulau sementara temannya berada dipulau lain, kan?
Siapa yang akan percaya? Lebih masuk akal bicara soal menghibur diri ditempat yang baru, mungkin seperti mendapatkan spot foto yang bagus dan bisa di upload di akun instagram.

Hanya do'a dan harapan yang menguatkan hati untuk tetap semangat disini. Harapan untuk bisa bertemu lagi dengan orang-orang istimewa yang berdiri hingga kereta berangkat, tempo hari. Harapan untuk bisa beegurau lagi dengan kawan-kawan yang melambaikan tangan di depan gedung SMA. Harapan untuk bisa menikmati kota istimewa, menikmati senja disana, menikmati hari-hari denganmu, mungkin.

Jingga di dermaga perlahan-lahan mulai menghilang. Semakin tak terlihat ujungnya. Lautan hanya terlihat lautan. Pulau seberang pun tampak jauh sekali, walaupun hanya 3 jam saja bisa ditempuh dengan pesawat. 
Yang pasti, dermaga pasti ada ujungnya. Kapal yang bersandar pasti akan berlayar silih berganti diiringi burung-burung yang bernyanyi riang. Orang pasti datang dan pergi, dan rumah adalah tujuan yang tepat untuk kembali, suatu saat nanti.
Jika bukan do'a, harapan, dan tetap berusaha, apa lagi yang bisa dilakukan?



jhorendra.

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung

 

padepokan abu-abu Copyright © 2015 -- Powered by jhorendra